Kamis, 08 Juni 2017

Ilmu Laduni

FENOMENA ILMU LADUNNI

ثم اعلم ان الانكار لم يزل فى كل عصر من علماء الشريعة على اهل العلم اللدني، لانه علم يعرب عن وطنه واتى لصاحبه من غير طريق الفكر والنظر كما هي علوم الشريعة . وكثيرا ما يرمون صاحب العلم اللدنى بالزندقة والكفر.

ارشاد الطالبين _ للامام عبد الوهاب الشعرنى ، ص : ٢٨

Maka solusi agar kita selamat diantaranya sbb; petikan dari kitab "Umdatus Salik" juga bisa ditemukan dalam kitab "Tafrijul Khothir"

إذا سمعت كلمات من أهل التصوف والكمال ظاهرها ليس موافقا لشريعة الهدى من الضلال توفق فيها واسأل من الله العليم أن يعلمك مالم تعلم ولا تمل إلى الإنكار الموجب للنكال, لأن بعض كلماتهم مرموزة لاتفهم, وهي فى الحقيقة مطابقة لبطن من بطون القرأن الكريم وحديث النبي الرحيم. فهذا الطريق هوالأسلم القويم, والصراط المستقيم. .

“Apabila engkau mendengar beberapa kalimah-perkata
an dari ahli Tashawwuf dan kesempurnaan zahirnya tidak sesuai bagi syariatnya Nabi yang menyatakan petunjuk dari segala kesesatan maka bertawaquflah (berdiamlah) engkau padanya dan bermohonlah (berserahlah) kepada Allah Yang Maha Mengetahui agar engkau di beri akan ilmu yang belum engkau mengetahuinya. Janganlah engkau cenderung mengingkarinya yang mengakibatkan kepada natijah yang buruk. Kerana sebagian dari pada kalimah atau perkataan mereka itu adalah isyarat yang tidak mudah difahami. Padahal hakikat-isinya itu sesuai dengan batinnya dari pada isi al Quran al Karim, dan haditsnya Nabi yang penyayang. Maka jalan ini lebih selamat sejahtera, dan jalan yang lurus.”
--------------------------------------

Kita ambil contoh, sebagaimana diabadikan dalam surat alkahfi, dimana dalam perjalanan bersama Nabi Khidir dan Nabi Musa, Nabi Musa banyak mendapati hal yang dilakukan Nabi khidhir menyalahi hukum syari'at, seperti beliau membunuh anak kecil, membangun kembali bangunan yang roboh dan lainnya.

Contoh lain:
Tuan Syeikh Abdul Qodir al-Jaelani pernah berkata demikian ( Umdatus Salik)

أنت واحد فى السماء وانا واحد فى الارض

Artinya : "Engkau maha tunggal di langit dan aku tunggal di bumi"

Ini tidak boleh diartikan secara harfiyah,akan tetapi harus diartikan : "Engkau adalah Dzat yang maha esa yang menguasai langit dan bumi,adapun saya adalah orang yang mempersatukan jiwa ragaku di bumi ini semata-mata untuk musyahadah menyembahMU "

Susunan kalimat seperti ini dalam tata bahasa menurut ilmu balaghoh di sebut Badi' Musyakalah .
Disinilah harus diakui bahwa memang ada garis pemisah yang terbentang antara kaum sufi yang ahli ilmu,ahli taqwa dan sudah mencapai tingkat tertinggi dalam ibadah dengan orang awam yang masih belajar agama.Oleh sebab itu orang-orang awam tidak boleh memahami pelajaran-pelajaran dari orang sufi secara harfiyah,tetapi memahaminya mesti melalui seorang guru sufi yang terpercaya keilmuannya dan ketaqwaannya,sebab kalo tidak...ia bisa sesat dan menyesatkan.

Maka sebagian orang yang baru mengenal agama kemudian akan mencoba memahami dan mencoba meraba raba bahkan lebih parah lagi menghukumi mereka (rodhiyaLlahu 'anhum) dengan sesat atau kufur.

Semoga kita diselamatkan dari semua itu. Amin

Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar